Selasa, 03 Februari 2009

resensi buku fiksi "maryamah karpov"

Paradigma Revolusi Membaca dan Menulis

Judul Buku : Maryamah Karpov Mimpi-mimpi Lintang
Penulis : Andrea Hirata
Cetakan : Pertama Nopember 2008
Penerbit : Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tebal : 504 halaman
Harga : Rp. 79.000,-

Oleh Sri Ramdani

Tetralogi karya Andrea Hirata menghasilkan empat buku yang digemari pembaca, tiga novel fiksi sebelumnya diantaranya Laskar pelangi, Sang pemimpi dan Edensor telah sukses menghasilkan karya-karya best seler. Saat ini Andrea Hirata kembali menyuguhkan karya dan buku ke-empatnya sekaligus penutup tetralogi laskar pelangi yakni Maryamah Karpov mimpi-mimpi Lintang.

Dalam novel ini diceritakan keberanian dan keteguhan hati telah membawa ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut telah dia kunjungi demi menemukan A Ling. Apa pun ikal lakukan demi perempuan itu. Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih samar. Dapatkah keduanya bertemu kembali? Novel ini menceritakan semua hal tentang Laskar Pelangi, A Ling, Arai, Lintang, dan beberapa tokoh dalam cerita sebelumnya. Tetap dengan sihir kata-katanya, Anda akan dibawa Andrea pada kisah yang menakjubkan sekaligus mengharukan.

Dengan kreatif, Andrea hadir kembali dalam bukunya yang keempat yang berupaya melengkapi buku pertama hingga ketiganya, sebagai buku penutup Andrea menyampaikan pesan dalam isi novelnya yang memiliki ending yang memukai, maka novel ini selangkah lebih maju kedepannya dan mematangkan isi novel sebelumya. Maryamah Karvop Mimpi-mimpi Lintang dapat dimaknai sebagai novel yang cerdas kata, kecerdasan linguistik atau kecerdasan berbahasa. Kecerdasan ini tak lain kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan (misalnya pendongeng, orator atau politisi) maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan).

Lebih dari itu, novel ini dapat digunakan lebih lanjut sebagai medium untuk mengembangkan diri, diantaranya untuk mengenali diri, merevolusi diri dan mendapatkan "mata baru" usai mempelajari sesuatu dari pengalaman hidup Andrea Hirata yang dituangkan secara cerdas dalam novel ini. Dengan kata lain, Andrea ingin menyampaikan pesan tersirat dengan membaca novel ini, bahwa mimpi-mimpi dapat diraih dengan kerja keras dan banting tulang juga keyakinan kepada Tuhan. Seperti salah satu ungkapan Andrea dalam novel ini berikut ini:

“Jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini; sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadapi gunungan timah, mengumpulkan napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib kepada ayahku dan kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak kepada para pemberani”

Apabila dihubungkan dengan perjuangan hidupnya, cerita di novel ini memang bukan hanya sekedar imajinasi semata. Tetapi hasil perjuangan seorang anak manusia yang mengejar cita-cita dan cintanya kepada seorang perempuan yang telah ia kagumi seumur hidupnya.

Andrea Hirata lahir di Belitong melalui beasiswa, Andrea menempuh pendidikan master di Inggris dan Prancis pada bidang Economics Sciencs. Dengan Tetraloginya ini, Andrea menyajikan sebuah genre yang disebut sebagai cultural literary non fiction, yaitu sebuah karya nonfiksi yang digarap secara sastra berdasarkan pendekatan budaya.

Penulisan dengan pendekatan ini jarang terjadi dalam khazanah sastra Indonesia dan tidak pernah dibayangkan akan berhasil dalam industri perbukuan. Namun, tetralogi laskar pelangi terutama novel Maryamah Karvop ini ternyata berhasil merobohkan mitos di dalam ranah sastra maupun industri buku karena terbukti meraih prestasi sebagai buku yang fenomenal. Bahkan, film laskar pelangi yang disebut sebagai cultural movie, berhasil mencapai box office.

Melalui tetralogi Laskar Pelangi, kita bisa melihat bahwa karya-karya ini tidak hanya berhasil dalam memadukan aspek sains sosiologi orang Melayu, dan edukasi, tetapi para pembaca juga bisa menemukan seorang penulis unik yang berevolusi dari Laskar pelangi hingga Maryamah Karpov. Kita juga bisa merasakan betapa setiap kalimat yang diciptakan memiliki kekuatanya sendiri. Oleh karena itu, tetralogi Laskar Pelangi merupakan koleksi yang amat berharga untuk dimiliki dan merupakan legacy Andrea Hirata yang amat penting tidak hanya bagi sastra, dunia pendidikan, tetapi juga budaya Indonesia. Oleh karena itu, tetralogi Laskar Pelangi merupakan koleksi yang amat berharga untuk dimiliki

Tidak ada komentar: